Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2019
Gemuruh di dada Badai di kepala Sakit itu masih ada Luka itu masih menganga
Jika tidak ada satu orangpun di dunia ini yang menerimamu, kamu harus tetap bisa menerima dirimu sendiri. Jika tidak ada satu orangpun di dunia ini yang mendukungmu, kamu harus tetap bisa mendukung dirimu sendiri. Jika tidak ada satu orangpun di dunia ini yang mempercayaimu, kamu harus tetap bisa percaya pada dirimu sendiri. Karena pada akhirnya yang tersisa hanyalah dirimu dan dirimu.
☺: "Mengapa kau selalu menopang dagumu?" ❤ : "Hatiku ini lemah, aku tak mampu mengangkat wajahku untuk menatap dunia jika tidak kutopang daguku."
Perjalanan terjauh yang bisa dilakukan seseorang kepada seseorang lainnya mungkin adalah perjalanan ke dalam alam bawah sadarnya (menjadi luka yang sulit dikompromikan, menjadi gemuruh dalam hati yang sulit ia damaikan). Perjalanan terjauh yang bisa dilakukan seseorang kepada seseorang lainnya mungkin adalah perjalanan ke dalam alam bawah sadarnya (menjadi kebaikan disetiap sendi kehidupannya, menjadi kesadaran dalam setiap kealpaannya).

Bertemu di dalam Perjalanan

Dia terus menerus tertawa, terpingkal-pingkal hingga mengeluarkan air mata. Bolak balik dia mengusap titik air itu dengan jemarinya. Sementara aku merespon seadanya sambil bertanya-tanya di mana letak lucunya. Dia selalu begitu, ada saja cerita yang menurutnya lucu dan perlu diceritakan kepadaku. Kemudian disetiap ujung ceritanya dia bertanya pertanyaan yang sama. “Lucukan?” Ucapnya masih dengan wajah yang penuh seri. “Iya lucu.” Aku menjawab, jawaban yang sama setiap kali dia bertanya. Sudah bertahun-tahun bersamanya, mengapa setiap hal yang menurutnya lucu, tidak lucu bagiku. Sudah bertahun-tahun bersamanya, tiap dia merasakan senang, aku tak bisa ikut senang. Sudah bertahun-tahun bersamanya, tiap dia merasa telah membuatku bahagia, aku tidak merasa bahagia. Lalu mengapa aku bisa bersamanya selama ini. Waktu berjalan, sudah cukup aku menahan diri, kuputuskan untuk mengakhiri kisah dengannya. Tiada lagi cerita yang bisa ditertawakan bersama, gelaknya selalu tanpa
Jangankan lingkungan, pikiranmu sendiripun bisa mencemarimu.
Masing-masing kita harus mencari jalan keluar dari betapa sempitnya pikiran kita.
"Kenapa kamu pegang thermometer terus?" "Biar saya ingat, cukup dia yang terpengaruh suhu keadaan, saya jangan."
Pake otaknya yang benar. Biar gak gampang salah paham.
"Kamu lagi ngapain sih?" "Liatin orang-orang." "Kenapa harus dari atas?" "Supaya bisa tau alasan dia melakukan itu apa."
Apa kabar menjadi tidak penting bukan karena kita sama-sama tau bahwa kita baik-baik saja, tapi karena kabar satu sama lain sudah tidak penting lagi.
Jika dalam kisah ini masih ada hal yang bisa kita tertawakan bersama, artinya masih bisa kita perjuangkan.
Bukan maksud menggantungkan kebahagiaan kepada orang lain, tapi jika membersamai tidak membawa kebahagiaan, mungkin ada yang salah dengan kebersamaan itu.
Jangan takut, aku tidak menginginkanmu. Jika iya, sudah kumasukkan kau dalam doa-doaku. Saat itu, kita sejenak di lintasan yang sama.
Tidak ada alasan mengapa seseorang ingin masuk ke kehidupan seseorang yang lain dan berlama-lama di sana kecuali kepedulian yang menjalar pada rasa suka, mungkin.

...

Kita adalah rangkaian kata tanpa jeda dan tanda baca Kita adalah dering telepon yang tidak membuat terjaga Kita adalah sampan dengan kayuhan yang berbeda Kita adalah pemimpi yang tak pernah mewujudkan apa-apa Kita adalah yang beku dalam luka Yang kelu dalam tawa Yang hampa dalam rasa Kita adalah tiada Kita adalah yang kembali pada tiada Sebab itu, aku agak melankoli malam ini

Catet

Memangnya ka mu siapa. Tak banyak manusia lain yang peduli padamu. Jika ada satu, itu sudah lebih dari cukup. Jangan disia-siakan.

The List

20 tahun - masih kuliah - merancang penelitian 21 tahun - penelitian kanker payudara (di Dharmais) - lulus S1 IPB 22 tahun - wisuda - ke Kediri, Pare - mau S2 ke Australi (gagal sebelum mencoba) - asisten dosen 23 tahun - ngajar SD di Bogor - naik gunung (pertama kali) 24 tahun - pindah ke Jambi (deal dengan masa lalu dan orang tua, belum berjalan mulus) - nyari kerja di Jambi (gagal) - kursus jahit 25 tahun - kerja di konveksi - pindah ke Bandung (mau bikin usaha sama teman, gagal) 26 tahun - pindah ke Jakarta - asisten di Terapi Elektromagnetik - naik gunung (kedua kali) 27 tahun - pindah ke Malang - ngajar SD (kedua kali) 28 tahun - pindah ke Jambi_lagi (deal-dealan lagi) - nyari kerja di Jambi (gagal lagi) - buka ngajar privat di rumah - ke Kediri Lagi, Pare (kedua kali) 29 tahun - new game :) "Hidup memang banyak macamnya, jalani saja siklusmu dengan gembira." Ucap seorang kawan.