Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2021

Pekan 2: Bermain Bersama Anak

Gambar
Live must be lived as play. -Plato- Selasa  Hari ini beberapa anak belajar kosakata bahasa Inggris dengan format bermain kartu. Saya jadi merasa bukan mengajar, melainkan sedang bermain bersama.  Mereka sangat antusias, dalam 5 ronde permainan setidaknya mereka sudah menyimpan sekitar 5 kosakata bahasa Inggris baru di dalam kepala mereka.  Tanpa diminta menghapal, mereka sudah menghapal sendiri secara alami. Rabu  Mereka ketagihan dan ingin menambah kosakata yang baru, maka mereka membuat lagi kartu kosakata.  Senang sekali melihat anak-anak yang merasa sedang bermain padahal secara tidak sadar mereka belajar sesuatu. Di sisi sebelahnya, ada anak yang memilih permainan lain.  Membiarkan mereka memilih kegiatan yang diinginkan akan membantu mereka mengenali dirinya sendiri. Kamis  Kami mendengar kabar bahwa salah satu teman ada yang khitan. Lalu kami siapkan kado bersama-sama.  Dalam kegiatan menyiapkan kado saya belajar menghargai anak dengan melibatkan mereka. Lalu  bagaimanapun hasil

Pekan 1: Dengarkan Anak

Gambar
Selasa Adalah cita-cita bisa memulai kerja tidak pada hari Senin. Adalah hari pertama kerja rasa main-main untuk siklus kali ini. Senang sekali beberapa dari kalian hadir kembali, walaupun pada hari terakhir bertemu sekitar 2 bulan yang lalu saya persilakan kalian mencari tempat belajar lain, tapi kalian setia menunggu saya yang lagi dorman. Senang sekali mendengar kamu yang dulu diam saja sekarang mau bercerita tentang kegiatanmu selama kita tak bertemu walaupun hanya terdiri dari satu frasa: "nonton TV dan main HP". Senang sekali ada yang bilang "sudah tak sabar tunggu hari Jumat". Ternyata saya tak seorang diri memikirkan hal itu. Rabu Bahwa kenyamanan melahirkan cerita-cerita, semakin dekat semakin banyak ide dan rahasia yang tercurah. Anak-anak menceritakan keadaan rumahnya, perasaan mereka terhadap anggota keluarganya, pendapat tentang teman sepermainannya, dan beberapa hal lain yang mengalir saja mereka utarakan. Bahwa ketika orang tua berkata kasar dan/ataup

Begin Again

Gambar
Sekitar 2 bulan lalu aku menghentikan kegiatan belajar mengajar anak-anak, jujur saja selain karena bosan aku ingin menemukan kembali alasan mengapa aku mengajar. Kini setelah melalui kontemplasi dalam beberapa waktu, diskusi dengan sahabat dan keluarga, serta mengalami suatu kejadian, aku memutuskan mengajar anak-anak ini akan aku mulai kembali. Langkah pertama adalah aku memikirkan pembagian jadwal serta kegiatan yang akan dilakukan. Selain belajar di dalam ruangan aku ingin ada sesi bermain di luar ruangan. Ide yang semula sedikit semakin lama dipikirkan jadi semakin banyak, ditambah lagi ketika aku ngobrol dengan sahabat dan keluarga di rumah, ide tersebut makin banyak bahkan menggebu.  Langkah berikutnya adalah aku ingin membuat tata tertib secara resmi dan akan dibicarakan langsung kepada anak-anak yang masih ingin bergabung beserta orang tuanya. Aku menuliskan 7 poin tata tertib yang aku rasa sangat perlu untuk diketahui anak-anak dan orang tuanya. Aku bahkan menuliskan naskah p

Jenggama

"Persetubuhan denganmu bukanlah impianku, aku tidak akan pernah menuntut pernikahan padamu, harusnya kau tak mati secepat ini." Kataku lirih. "Sebenarnya tiada guna aku menggerutu di tepi pusaramu, tapi sungguh kau membuatku kesal."  *** Sore itu aku dan teman-temanku menangis bersama, kami berduka atas rusaknya mainan yang kami miliki. Mainan-mainan itu adalah lungsuran dari anak-anak para donatur yang tidak lagi menginginkan keberadaan mainan tersebut di rumah mereka. Ada yang kondisinya masih prima, ada yang kondisinya sekarat. Namun, kami senang sekali bisa memainkannya. Hanya itulah yang kami miliki. Sesaat sebelumnya, kami bermain gabungan dengan anak-anak tetangga di sekitar panti. Kami memainkan mainan lungsuran itu bersama. Entah bagaimana cerita berawal, permainan menjadi panas hingga perkelahian tak dapat dihindari, kami yang berjumlah 7 orang (5 anak perempuan dan 2 anak laki-laki) menang atas anak-anak tetangga yang berjumlah 10 orang (6 anak laki-laki