Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2014

bersandar pada angin

sudah lama aku bersandar pada angin bersandar sepenuhnya dengan otot yang melemas dengan otak yang melemah membiarkannya membawaku dengan lembut mengayunku ke tempat riuh gaduh bahkan menghempaskan dalam kehampaan bersandar pada angin yang dengannya aku menyampaikan sedikit demi sedikit pesan rindu agar tabungan rindu ini lama habisnya bersandar pada angin yang membuatmu tak sadar aku telah melewatimu karena ternyata bukan kamu bersandar pada angin yang membantuku membumikan kaki perlahan menyudahi buaian ini mengajarkan berdiri

humming

aku pikir jiwa kita saling terhubung hingga dapat berkomunikasi bahkan tanpa melahirkan narasi tapi nyatanya adalah semu seperti bius yang kehilangan mampu

#35

selamat pagi salam dari sang surya bagaimana keadaanmu Pagi apa kau lebih baik? Allah tidak akan pernah menakdirkan hal yang sia-sia terhadap hamba-Nya bersyukurlah dengan keadaan karena kau jadi mengetahui  siapa temanmu yang sebenarnya bersyukurlah dengan keadaan karena kau jadi mengetahui  siapa yang mampu memberikan ruang dan batas pada perbedaan bersyukurlah dengan keadaan karena kau jadi mengetahui  siapa yang paling mampu bertahan dalam perbedaan ruang dan waktu Pagi, jika ada yang mengajakmu melakukan suatu kegiatan dan dengan melakukannya bersama kalian bahagia kalian pasti ingin melakukan kegiatan itu lagi bersama-sama jika suatu hari kau tak mampu lagi menemaninya lihatlah jika ia masih melakukannya tanpamu itu artinya adalah kebiasaannya namun jika ia tidak melakukannya lagi setelah kau tak ada percayalah pasti ia juga kehilangan engkau tak perlu merasa kehilangan atau tertinggal waktu memang telah memilih siapa yan

#34

Wis Allah sedang menyapaku menegurku dengan sentuhan yang sangat lembut apapun keluh kesahku kepada temankulah kudahulukan mengadu hingga rasanya itu begitu menyesakkan  barulah aku mengadu padaNya aku malu betapa hinanya aku seharusnya tidak begitu kini setelah satu persatu pergi tenggelam dalam kesibukan dan urusan masing-masing tinggalah aku sendiri yang masih sangat ingin berbagi kabar, cerita, dan keluh kesah kepada mereka sekarang aku mengerti kepada siapa harusnya pertama kali aku mengadu bahkan luka kecil ketika jari telunjukku tertusuk jarum apalagi tentang kerinduanku yang begitu menanggungkan harusnya Dialah yang pertama kali ku ingat dan kupanggil namanya Dialah Wis Allah yang penuh kasih