#34
Wis Allah sedang menyapaku
menegurku dengan sentuhan yang sangat lembut
apapun keluh kesahku
kepada temankulah kudahulukan mengadu
hingga rasanya itu begitu menyesakkan
barulah aku mengadu padaNya
aku malu
betapa hinanya aku
seharusnya tidak begitu
seharusnya tidak begitu
kini setelah satu persatu pergi
tenggelam dalam kesibukan dan urusan masing-masing
tinggalah aku sendiri yang masih sangat ingin
berbagi kabar, cerita, dan keluh kesah kepada mereka
sekarang aku mengerti
kepada siapa harusnya pertama kali aku mengadu
bahkan luka kecil ketika jari telunjukku tertusuk jarum
apalagi tentang kerinduanku yang begitu menanggungkan
harusnya Dialah yang pertama kali ku ingat dan kupanggil namanya
Dialah Wis
Allah yang penuh kasih
Komentar
Posting Komentar