(Don't) Take it Personal

Hari keenam penampakan kakiku masih belum terlalu cantik, namun kaki kanan yang pakai kunyit dan madu memiliki penampakan yang lebih cantik dari pada kaki kiri yang pakai kunyit dan VCO. 

Ada sedikit kekecewaan dan kekhawatiran ditambah lagi telapak kakiku sungguh nyut-nyutan. Aku memikirkan pertimbangan untuk ke RS, bila perlu aku disuntik pereda nyeri dosis tinggi. Tetapi aku masih ada sedikit kewarasan, aku ingin tetangga yang bilang pakai kunyit dan madu itu datang melihat kakiku untuk dia nilai apakah lima hari ini sudah menujukkan kemajuan yang sesuai. 

Allah Maha Baik mengijabah, membantuku menghalau kegalauan, tetanggaku datang karena ada perlu dengan ibuku, begitu melihatnya di depan pintu, aku langsung tanyai ia tentang kakiku, singkat cerita ia mengusulkan untuk mencampur kapsul antibiotik (yang dari puskesmas) ke dalam campuran kunyit madu dengan cara ditumbuk terlebih dahulu. Aku mengamini usulnya.

Jadi di hari keenam aku pakai campuran kunyit madu dan antibiotik tumbuk di kedua kaki. Campuran kunyit VCO sudah kupunahkan. Seperti biasa, pedihnya sampai ubun-ubun, tapi demi kakiku untuk tidak menangis lagi (luka yang basah dan mengeluarkan cairan yang bikin luka dan gatal menyebar) aku tahan saja. Jika ini ganjaran dari perbuatanku di masa lalu, aku mohon dikuatkan, ya Allah.

Hari ketujuh harapan bangkit lagi, setelah kulit kering dari luka kuangkat beserta sisa-sisa kunyit yang menempel di permukaan luka, jika membayangkannya ulang aku bergidik, tapi saat pagi hari di hari ketujuh itu aku melakukannya tanpa rasa takut sekalipun. Luka yang berwarna merah segar namun tidak mengeluarkan darah perlahan menggelap dan mengering, kulit di sekitarnya mengkerut, lukaku mengecil.

Hari kedelapan dan kesembilan tangan udah gatel buat ngopek-ngopek kulit keringnya.

Hari kesepuluh tak sampaikan hajatnya, tak buka-bukain dan alhamdulillah kulit bagusnya sudah terbentuk sudah ga ada luka, tapi kulitnya masih lembut dan halus, lebih dari kulit bayi kali. Masih takut buat napak walaupun udah ga sakit, takut kulitnya lecet.

Emang mengobati dengan herbal prosesnya sedikit lebih lama dibandingkan obat dari dokter, tapi hasilnya lebih kokoh dan tahan lama (berasa iklan semen). Maksudnya begini, dengan herbal jaringan yang luka terbangun mulai dari dalam hingga keluar, jadi beneran sembuh dan semoga bakterinya juga sudah dihapalin sama tubuh biar klo datang lagi cepat dilahap sama sel darah putih. Hasil yang menggunakan salep dokter emang permukaan lukanya cepat bagus dan mulus, tapi bagian dalam kopong dan keropos bahkan bonyok, jaringan dalamnya tidak terbangun sempurna.

Ketika aku mengamatinya, aku membayangkan luka pada lambung orang yang maag, ketika makan obat sakitnya hilang, namun jika ada zat makanan yang menggoyah pertahanan lapisan tipis itu, luka kembali menganga. Oleh karena itu, orang sakit maag akan bolak balik merasakan sakit, itulah yang ada di benakku.

Tulisan ini aku cicil dan pada hari keduapuluhdelapan aku merampungkan tulisan ini. Sejak hari kesepuluh seluruh luka sudah tidak ada kulit keringnya lagi, aku hanya tinggal menunggu lapisan kulitku menebal. Dalam menunggu kulit yang menebal itu, aku masih merasakan pedih sedikit ketika jalan dan agak sedikit ketakutan untuk menginjak permukaan apapun, aku tetap pakai sandal yang permukaannya halus dan tetap sedikit berjalan. Lama kelamaan seiring kulit yang beregenerasi aku semakin berani untuk menapakkan kaki.

Hari ini semua wilayah telapak kakiku sudah kembali ke keadaan biasanya. Namun, imun tetap perlu dijaga, karena sewaktu-waktu tubuh dan pikiran bisa saling berkhianat. Untuk keseharian aku minum kapsul sambiloto 1 butir sehari, 1-2 gelas teh daun kelor, bawang putih tunggal, dan jeruk nipis campur minyak zaitun. Jika rajin aku minum semua dalam sehari, jika sedikit malas aku minum 2 item, jika malas aku hanya minum kapsul sambiloto.

Dari semua hal yang dikonsumsi dan diupayakan untuk fisik, upaya untuk kestabilan emosi adalah yang paling krusial. Sekalipun banyak teori yang dipelajari mengenai pengaturan stres, praktiknya tetaplah membuat aku kelimpungan. Ya sudah, memang inilah hidupku yang aku harus cintai. 

Segini aja ceritanya, mau menempuh jalan apapun untuk proses kesembuhan jangan lupa cari tau cara kerja dan dampaknya. Ya udah gitu aja. Suwun.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pekan 7: Mengobrol

Pekan 8: Game Online, Game Offline

Pekan 5: Menikmati Moment