Pekan 1: Dengarkan Anak

Selasa

Adalah cita-cita bisa memulai kerja tidak pada hari Senin.

Adalah hari pertama kerja rasa main-main untuk siklus kali ini.

Senang sekali beberapa dari kalian hadir kembali, walaupun pada hari terakhir bertemu sekitar 2 bulan yang lalu saya persilakan kalian mencari tempat belajar lain, tapi kalian setia menunggu saya yang lagi dorman.

Senang sekali mendengar kamu yang dulu diam saja sekarang mau bercerita tentang kegiatanmu selama kita tak bertemu walaupun hanya terdiri dari satu frasa: "nonton TV dan main HP".

Senang sekali ada yang bilang "sudah tak sabar tunggu hari Jumat". Ternyata saya tak seorang diri memikirkan hal itu.

Rabu

Bahwa kenyamanan melahirkan cerita-cerita, semakin dekat semakin banyak ide dan rahasia yang tercurah. Anak-anak menceritakan keadaan rumahnya, perasaan mereka terhadap anggota keluarganya, pendapat tentang teman sepermainannya, dan beberapa hal lain yang mengalir saja mereka utarakan.

Bahwa ketika orang tua berkata kasar dan/ataupun keras maka anak akan mengikutinya. Anak benar-benar akan meniru orang tuanya tanpa filter selagi pikirannya belum berjalan sendiri. Sebagaimana orang tua berbicara kepada anak, seperti itu jualah anak akan berbicara pada orang tuanya. 

Kamis

Anak-anak mudah untuk berkompromi, asalkan sebelumnya diajak berbicara dan diarahkan. Dengarkan juga keinginan dan pendapat mereka, maka mereka akan lebih mudah mengikuti instruksi yang ada.



Jum'at

Sampailah hari yang sudah dipikir-pikirkan sejak lama, tapi entah kenapa rasanya seperti ada yang kurang, seperti makan sayur tanpa garam eaa. 

Tapi terjadilah apa yang semestinya terjadi, berikutnya kita buat yang lebih seru lagi. 

Terima kasih sudah menyelesaikan misi pekan ini bersama, terima kasih sudah mau membumi bersama.



Kira-kira pembahasan yang mana ya yang bikin wajah kita serius gitu hehehe.

***

Anak adalah manusia baru, bukan diri orang tua versi kecil. Mereka punya cerita dan pendapat yang ingin didengar tidak hanya menerima apa yang orang tua titahkan kepada mereka. 

Sebagai guru, saya terus belajar untuk mendengarkan apa yang ada dipikiran dan perasaan anak-anak, apa enaknya belajar dalam keadaan murung, badan lelah, atau jiwa yang sedang melayang-layang ke tempat lain.

Untuk itu, kali ini saya memberi jadwal yang lebih fleksibel dari jadwal yang ada sebelumnya agar anak-anak memiliki hak untuk memilih, belajar mengetahui apa yang dia rasakan dan butuhkan, serta belajar tangggung jawab. 

Memberikan anak ruang dan waktu untuk bercerita membantu ia memahami dirinya sendiri, sekaligus bisa mengawasi bagaimana ia dalam pergaulannya bersama orang lain. Selain itu juga membangun kepercayaan antara kita sebagai orang tua dan anak.

Dengarkan anak-anak selagi mereka begitu semangat bercerita dan mengungkapan apa yang terjadi pada dirinya, karena akan tiba suatu masa dimana mereka akan berhenti bercerita bisa disebabkan tidak terbangunnya kepercayaan atau rasa kecewa karena dulunya tidak  didengar.

Oke, segini dulu aja, sampai jumpa lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pekan 7: Mengobrol

Pekan 8: Game Online, Game Offline

Pekan 5: Menikmati Moment