Pekan 9: Siapakah kamu?

Selasa

Hari ini saya menanyakan hal yang sama pada semua anak yang sudah bisa membaca dan menulis, kecuali anak yang belum bisa membaca dan tidak hadir. Saya bertanya kepada mereka "Menurutmu, kamu orang yang bagaimana?"

Ada yang merespon pertanyaan tersebut dengan kebingungan, ada yang langsung mengerti, ada yang menjawab dengan cepat dan singkat, ada yang menjawab lama sekali tetapi singkat, ada juga yang lama dan panjang. 

Terlihat setiap anak berupaya untuk mengenali dirinya sendiri, menuliskan apa yang mereka pikirkan serta rasakan. Ada anak yang begitu mengenali dirinya, terlihat dari jawabannya, dikatakannya bahwa ia lebih menyukai melakukan kegiatan yang ia suka sendirian daripada ada yang membantu bahkan jika ada yang melihat ia juga tidak merasa nyaman. Ia tidak suka mengikuti gaya dan pilihan orang lain serta tidak pula ingin gaya dan pilihannya diikuti orang lain. 

Lalu ada anak yang menceritakan makanan yang ia suka dan tidak ia suka, ada yang menyukai durian dan tidak menyukai pisang. Ada yang menyukai rendang dan ada yang menyukai ayam goreng. Ada yang bilang suka menggambar, masak, memancing, dan juga main HP. Ada yang suka bersekolah dan mengaji bersama saya. 

Saya berharap pertanyaan-pertanyaan seperti ini akan membantu mereka mengenali diri mereka sendiri sedikit demi sedikit. Pada jangka yang lebih panjang saya harap dengan mereka mengenal diri mereka sendiri, mereka tidak tertekan atau tertahan ekspresinya karena pilihan yang salah.


Rabu

Sesungguhnya kemarin adalah Dirgahayu Republik Indonesia yang ke 76. Jadi hari ini saya melemparkan pertanyaan kepada anak-anak seputar Indonesia. Ada yang bertanya apa itu dirgahayu, apa itu merdeka, serta apa itu penjajajah. Baru membaca soal, pertanyaan saya langsung dibalas dengan rentetan pertanyaan lain dari mereka. Hahaha

Akhirnya saya mulai bertanya dari pertanyaan sederhana seperti di negara mana kamu tinggal sekarang, ada yang menjawab Indonesia ada yang menjawab Jambi. Kemudian apa warna bendera Indonesia yang rata-rata dijawab dengan benar. Lalu saya bertanya, apa yang disukai dari negara Indonesia, mereka menjawab makanan.

Hari itu kami akhirnya mengobrol tentang Indonesia, menyanyikan beberapa lagu nasional maupun lagu daerah, dan lain-lain. 

Sejujurnya saya tidak tahu bagaimana menanamkan nilai patriotisme atau nasionalisme ke dalam diri mereka, semetara saya sendiri sedang bertaruh untuk mempertahankan rasa itu di dalam diri saya. Namun, untuk mengenakkan hati, saya hibur diri ini dengan kalimat, ketika kamu mau mengajar mereka dan menemani mereka bermain, kamu berarti sudah peduli pada negaramu, pada masa depan bangsamu. Itu saja.


Kamis

Sepertinya pekan ini saya keranjingan pertanyaan, hari ini saya bertanya kepada mereka seputar permainan yang mereka suka dan tidak suka, pernahkah mereka bermain dengan orang tua, serta siapa orang yang sangat ingin mereka ajak bermain.

Esok adalah hari di mana mereka akan bermain dengan ibu mereka, sehingga pertanyaan hari ini erat kaitannya dengan kegiatan Jum'at pekan ini. Ada yang pernah bermain dengan orang tuanya ada yang tidak, ada yang merasa senang bermain dengan orang tuanya ada yang tidak, karena bosan katanya. Namun, anak yang belum pernah bermain dengan orang tuanya sudah membayangkan bahwa bermain dengan orang tua pasti menyenangkan.

Ya begitulah, sesungguhnya bermain bersama orang tua bisa menjadi memori terindah yang bisa dimiliki oleh seorang anak, andai saja para orang tua mengetahuinya.


Jum'at

Hari yang sudah direncanakan sejak awal akhirnya tiba juga. Saya benar-benar menginginkan ada hari di mana orang tua dan anak bermain bersama. Sesungguhnya saya sudah mulai deg-degan bahkan sejak hari Selasa.

Malamnya bumi kami dikaruniai hujan yang amat deras, sehingga hari menjadi mendung-mendung sendu seharian. Saya makin deg-degan karena memikirkan bagaimana keadaan sore nanti. 

Langit saya menjadi semakin kelabu karena ada beberapa orang tua yang ijin tidak hadir, patah hati. Namun, disitulah Allah menunjukkan bahwa manusia punya rencana Allah-lah Maha Penentunya. Ketika aku ngobrol dengan teman soal ini, ia berkata "jangan kamu pikir bahwa kamu lebih besar dari kehidupan." 

Daaaaannn, pukul 4 sore pun tiba, orang tua datang satu persatu. Ada yang tepat waktu, ada yang terlambat. Gerimis menemani, sempat dilanda kegalauan mengingat pertimbangan anak akan sakit bila terkena hujan. Tetapi anak-anak bertolak belakang, mereka sangat senang gerimis menyertai permainan mereka. Akhirnya kami lanjutkan agenda, bermain dalam gerimis.

Sebelumnya kami pemanasan. Ternyata ibu-ibunya juga ada yang oleng. Hihii




Permainan pertama yang sudah saya rancang adalah permainan mencari ibu. Setiap anak yang berdiri di pinggir lapangan ditutup matanya, ia harus mendengar suara ibu memanggil dirinya agar bisa sampai kepada ibu yang berada di sisi seberang lapangan. Jarak sepanjang lapangan bulu tangkis yang perlu mereka tempuh mungkin terasa dekat, mungkin juga terasa jauh, ada yang bisa langsung bertemu ibunya, ada yang membelok ke arah lain, ada yang kebingungan dan terhenti di tengah jalan, serta ada yang melangkah dengan ragu. Saya sangat mengapresiasi keberanian anak-anak. Seketika dunia menjadi gelap, lalu mereka meraba-raba dan sangat membutuhkan suara ibu. Ketika mereka bertemu lalu anak-ibu itu berpelukan, sekita itu juga hati saya bergetar terharu. Membayangkan bagaimana hidup tanpa arah baik yang ditanamkan orang tua selama mengasuh kita. ((tidak ada dokumentasi))

Permainan kedua adalah kaki ibu dan anak diikat, lalu mereka berjalan bersama mengambil dan mengumpulkan lego, lalu membangunnya menjadi sebuah gedung yang tinggi.











Ada pemain tambahan, keponakan saya yang berusia 3 tahun juga ingin ikutan. 

Pada permainan kedua ini, kekompakan ibu dan anak diuji. Kerja sama dan komunikasi. Lagi-lagi membuat haru, melihat ibu dan anak berpelukan erat dan tertawa bersama.

Permainan terakhir adalah pemainan melepaskan tali. Yang dibutuhkan di sini adalah pengalaman dan nonton tutorial YouTube. Wkwkwkwkwwk




***

Hal termahal yang bisa diberikan seseorang kepada seseorang yang lain adalah waktu. Terima kasih untuk seluruh ibu yang hadir dan bermain bersama. Mudah-mudahan ini akan menjadi kenangan manis. Jika kalian nanti bertemu kesulitan dalam kehidupan kalian, ingatlah hari ini, di mana kalian dipanggil-panggil dengan penuh harap dan dipeluk dengan erat.

Dan balik lagi pada misi utama, semoga semua pertanyaan, permainan, dan kegiatan yang kita sudah laksanakan di pekan ini akan menambah pengetahuan kita tentang diri kita sendiri.

Tabik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pekan 7: Mengobrol

Pekan 8: Game Online, Game Offline

Pekan 5: Menikmati Moment