#29

Wis, bagaimana kabarmu?
apa kau bosan mendengar ceritaku
ceritaku yang lalu tak kau tanggapi
ya sudahlah
tak apa
bagaimana jika kita berpindah arah obrolan
aku ingin menceritakan suatu hal padamu
tentang sesuatu yang sejak lama aku simpan
tenang saja
cerita ini tak akan lama
karena saat ini ketika aku menceritakannya padamu
kisah ini hampir usai

saat itu adalah sore hari
saat aku duduk termangu di bibir tempat tidurku
melepaskan sisa-sisa tenagaku

tak lama kemudian aku mendengar sesuatu yang lembut menyapa
namun penuh dengan keramahan nan ceria
ternyata itu adalah suara rinai-rinai hujan yang tipis
Gerimis
Gerimis datang dan seolah mengajakku bermain

kau tahu Wis
dengan ajaib energi tubuhku penuh lagi
tidak perlu banyak alasan
tidak perlu banyak pertimbangan
aku keluar dari cangkangku
lalu menari bersama Gerimis

banyak senyum dan tawa yang ku hamburkan
banyak celoteh dan lagu yang ku suarakan
Gerimis terus datang
berjenaka bersamaku

setelah Gerimis itu pergi
yang tertinggal adalah sebuah lengkungan di bibir
dan bunga di hati
menjadi kekuatan untukku menjalani hari berikutnya

namun Gerimis datang tanpa waktu yang pasti
aku harus menuggu
bahkan kadang hingga beberapa purnama
tapi tak pernah menyurutkan semangatku untuk bertemu dengannya kembali

dan akhirnya
waktu bertemu itu kembali datang
aku bermain lagi bersamanya
aku bermain dengan membawa seluruh hatiku
karena rasanya begitu mengasyikkan

suatu hari Wis
sore nan muram itu datang kembali
Gerimis pergi
musim berganti
aku merasa begitu kehilangan
padahal aku tidaklah benar-benar memiliki

ketika masih ada harapan untuk bertemu
namun waktu itu belum tiba
maka saat itu aku belajar merindu
kini, setelah ia pergi
aku mulai menahan rindu
mendendamnya hingga sakitnya terasa sampai ke tulangku

tetapi ada yang berbeda yang mulai kuhayati
aku menjalani hari dengan lebih baik
ada jejak-jejak kebaikan yang ditinggalkan Gerimis
ada nilai-nilai ketaatan yang dibekaskan Gerimis
hari-hari terasa lebih berarti
aku berkarya, belajar, dan lebih banyak lagi membaca

cerita mulai berubah Wis
tidak ada sebuah rasa yang bertahan lama
jika tak ada yang menjaganya

aku berpindah
tidak lagi ditempat dimana aku dan Gerimis bermain
aku pergi ke tempat yang kering dan tandus
dimana Gerimis akan sulit menemukanku (jika pernah ia menginginkannya)
akulah yang mungkin tidak akan lagi melihat ia ada

di tempat yang baru ini
aku tetap berkarya dan belajar
bukan kuasaku untuk menghentikan waktu
akulah yang harus terus bergerak

Wis, disuatu tempat yang kering dan tandus
sekalipun hujan lebih baik
aku hanya menginginkan Gerimis
dulu

namun kini kisah ini hampir tiba di ujungnya
titik-titik harapan untuk sebuah pertemuan itu makin mengecil
peluhku pun semakin banyak berjatuhan
ternyata cukup banyak energi yang kuhabiskan
untuk tetap memiliki harapan

selayak suasana setelah hujan yang deras
seperi hari baru
aku melepas harapan itu
mengembalikannya kepada Sang Pemilik Harapan
namun di dalam karyaku akan membekas tapak-tapak kebaikan Gerimis

jika di suatu masa
bukanlah aku yang menemuinya
mungkin karyaku mampu menjumpainya
semoga ia mengenalinya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pekan 7: Mengobrol

Pekan 8: Game Online, Game Offline

Pekan 5: Menikmati Moment