Apa pentingnya sekolah?

Mulai dari biaya sekolah yang mahal, atribut atau seragam sekolah yang banyak macamnya, buku tulis yang g cukup satu, sampai pe er yang sulit dikerjakan siswa, itulah sekian keluhan yang aku dengar dari beberapa orang tua setelah hampir sebulan sekolah tahun ajaran ini berjalan. Di kampungku ekonomi keluarga mulai dari menengah ke bawah, jadi selain mengurusi buku tulis yang harus sejumlah mata pelajaran, mereka juga harus memikirkan dapur yang perlu mengebulkan asap. Mengantarkan anak ke sekolah di depan, tapi sangat mengeluhkan aturan dan biaya yang dikeluarkan di belakang.

Lalu mengapa harus pergi ke sekolah? Apa manfaatnya pergi ke sekolah? Jika dibalik layar yang timbul hanya keluhan. Jangan salah, ini bukan tragedi setiap saat, karena pada akhir semester akan banyak orang tua yang berkicau bangga bahwa anaknya mampu memperoleh rangking sekian-sekian, lupa akan aturan yang ribet dan biaya yang mahal tadi.

Lain lagi dengan ibu yang rumahnya bercat putih, mengeluhkan anak yang melawan kata-katanya atau menjawab setiap nasihatnya dan ibu satu lagi yang bermasalah terhadap perilaku anak kepada teman bermainnya.

Lalu apa dampaknya bersekolah? Jika akhlak anak menjadi bara yang menimbulkan amarah orang tua. Apa yang sekolah berikan dan apa yang sekolah perbaiki dari perilaku siswa yang merupakan anak ibu-ibu tadi.

Apa pentingnya sekolah? Sejauh apa sekolah mempengaruhi sikap seseorang dalam berinteraksi di lingkungan? Lebih jauh lagi, sebesar apa sekolah menjamin kesuksesan seseorang, kebahagiaan seseorang?

Aku kesulitan, ketika memikirkan kembali kenangan indah apa yang membekas ketika aku menempuh sekolah S3; SD, SMP, SMA. Mungkin menggambar gedung sekolah yang dibuat di luar kelas adalah kegiatan menarik yang mampu ku ingat, saat itu kami belajar gambar perspektif. Ada lagi, aku ingat bagaimana letihnya bersepeda mengelilingi sebuah kampung dan aku terjatuh karena menabrak sepeda teman yang berada di depanku. Aku kelelahan dan luka terasa perih, tapi aku ingat saat itu aku senang. Selain itu, yang ada hanya duduk rapi di dalam kelas belajar dengan menyalin apa yang terlulis rapi dibuku cetak, seragam yang berganti-ganti setiap hari, jika sampai salah menggunakan seragam, siap-siap jadi bulan-bulanan teman, mana ukurannya kebesaran dan harus disetrika dengan licin pula. Namun, tidak seburuk itu juga, ada kebaikan mengenai norma-norma dalam masyarakat yang diajarkan guru di sekolah yang bijak, yang sudah mampu memberikan contoh yang baik, karena sudah menjalani kebaikan itu dalam hidupnya.

Setelah S3 aku lewati dengan mulus, aku kuliah di luar kota, jauh dari orang tua, tak punya saudara di sana. Aku belajar mandiri dan aku belajar tentang kebahagiaan yang hakiki yang tidak lain adalah kebebasan. Kebebasan bersikap dan memilih, tapi berangkat dari sana aku mengerti bagaimana akhlak yang baik akan menyentuh dan memengaruhi setiap lini kehidupan. Lalu bekerja, bergaul dengan suasana psikoligis yang berbeda. Makin aku bertanya, sejauh apa sekolah memengaruhi kehidupanku saat itu. Sejauh apa pelajaran di sekolah membantu aku berpikir dalam menyelesaikan tugas pekerjaanku. Sebesar apa manfaat aku sekolah? Jika yang kurasakan sekarang adalah banyak hal yang terjadi dalam hidupku yang tidak diajarkan di sekolah bagaimana aku harus menghadapinya? Jadi mengapa aku perlu sekolah?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pekan 7: Mengobrol

Pekan 8: Game Online, Game Offline

Pekan 5: Menikmati Moment